Deursoek hierdie blog

DAKWAH DEMI MASA

DEMi MASA Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam Kerugian.! Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.

Gambar
Allah SWT berfirman dalam surah
العصر
Surah Al-Asr:1-3.
بـــــــــــــــــــســم الله الرحمن الرحــيـــــــم
Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih dan maha penyayang.
وَالْعَصْرِ
(Qs Al-Asr 103:1)
Demi masa,
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
(Qs Al-Asr 103:2)
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
(Qs Al-Asr 103:3)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيْمِ
Maha benar Allah,dengan segala firmanNya.
(*
Apa yang harus kita lakukan setelah kita memahami Surat Al ‘Ashr itu???
Yang harus kita lakukan adalah:
————————— —————————–!!
MEMBEBASKAN diri dari KERUGIAN itu!
——————-!! ————-!!
Surat Al-Ashr merupakan sebuah surat dalam Al-Qur’an yang banyak dihafal oleh kita kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kita kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam.
Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata:
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسَعَتْهُمْ
”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.”
(Tafsir Ibnu Katsir 8/499).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, ”Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal saleh, berdakwah dijalan Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at.
Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu:
1.Beriman.
2.Beramal saleh.
3.Saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan
4.Saling nasehat menasehati agar selalu bersabar dalam setia rintangan”
Gambar
Dalam surat diatas Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam kerugian.!
Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka.
Bisa juga ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang memiliki empat kriteria dalam surat Al-Ashr seperti yang sudah dituliskan diatas.
Gambar
—————————- ————————————-!!
Inilah Uraian dari 4 KRITERIA orang-orang yang TIDAK MERUGI itu.
——————–!! ——————————-!!
1.Kriteria pertama yaitu: Iman yang Dilandasi dengan Ilmu.
——-!!
——————-!! ———————————!! ——–!!
yaitu orang yang beriman kepada Allah. Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama).
Seorang muslim wajib (fardhu ‘ain) untuk mempelajari setiap ilmu yang dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai permasalahan agamanya, seperti prinsip keimanan dan syari’at-syari’at Islam, ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal yang diharamkan, apa yang dia butuhkan dalam mu’amalah, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مَسْلَمٍ
”Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
يَجِبُ أَنْ يَطْلَبَ مِنَ الْعِلْمِ مَا يَقُوْمُ بِهِ دِيْنَهُ
”Seorang wajib menuntut ilmu yang bisa membuat dirinya mampu menegakkan agama.” (Al Furu’ 1/525).
Maka merupakan sebuah kewajiban bagi setiap muslim untuk mempelajari berbagai hal keagamaan yang wajib dia lakukan, misalnya yang berkaitan dengan akidah, ibadah, dan muamalah. Semua itu tidak lain dikarenakan seorang pada dasarnya tidak mengetahui hakikat keimanan sehingga ia perlu meniti tangga ilmu untuk mengetahuinya.
Allah ta’ala berfirman:
مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا
(Qs Asy-Syuura ayat 52).
”Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Quran itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.”
2.Kriteria kedua yaitu: Mengamalkan Ilmu.
——-!!
——————-!! ———————————!! ——–!!
Seorang tidaklah dikatakan menuntut ilmu kecuali jika dia berniat bersungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu tersebut. Maksudnya, seseorang dapat mengubah ilmu yang telah dipelajarinya tersebut menjadi suatu perilaku yang nyata dan tercermin dalam pemikiran dan amalnya.
Oleh karena itu, betapa indahnya perkataan Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah
لاَ يَزَالُ الْعَالِمُ جَاهِلاً حَتىَّ يَعْمَلَ بِعِلْمِهِ فَإِذَا عَمِلَ بِهِ صَارَ عَالِمًا
”Seorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah dia menjadi seorang alim” (Dikutip dari Hushul al-Ma’mul).
Perkataan ini mengandung makna yang dalam, karena apabila seorang memiliki ilmu akan tetapi tidak mau mengamalkannya, maka (pada hakikatnya) dia adalah orang yang bodoh, karena tidak ada perbedaan antara dia dan orang yang bodoh, sebab ia tidak mengamalkan ilmunya.
Oleh karena itu, seorang yang berilmu tapi tidak beramal tergolong dalam kategori yang berada dalam kerugian, karena bisa jadi ilmu itu malah akan berbalik menggugatnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتىَّ يَسْأَلَ عَنْ عِلْمِهِ مَا فَعَلَ بِهِ
,”Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut.” (HR. Ad Darimi nomor 537 dengan sanad shahih).
3.Kriteria ketiga yaitu:Berdakwah mengajak manusia kepada kepada Allah.
——-!!
——————-!! ———————————!! ——–!!
Berdakwah, mengajak manusia kepada Allah ta’ala, adalah tugas para Nabi dan Rasul dan juga merupakan tugas dan jalan bagi orang- orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(Qs Yusuf ayat 108).
“Katakanlah, “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
(Qs Ali-Imran 3:110)
Kamu adalah umat yang TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, MENYURUH kepada yang ma’ruf, dan MENCEGAH dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
قُل لِلَّذِينَ كَفَرُواْ إِن يَنتَهُواْ يُغَفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُودُواْ فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الأَوَّلِينِ
(QS Al-Anfaal 8:38)
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan MENGAMPUNI mereka tentang DOSA-DOSA mereka yang sudah lalu; dan JIKA mereka kembali lagi. Sesungguhnya akan Berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu “.”
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
(Qs Az-Zumar 39:53)
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
(Qs Muhammad 47:7)
HAI ORANG-ORANG MUKMIN, JIKA KAMU MENOLONG (AGAMA) ALLAH, NISCAYA DIA AKAN MENOLONGMU DAN MENEGUHKAN KEDUDUKANMU.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
(Qs As-Saff 61:10)
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
(Qs As-Saff 61:11)
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(Qs As-Saff 61:12)
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.
وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً
(Qs Al-Israa 17:81)
Dan katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang bathil telah LENYAP”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti LENYAP”
————-!!
Jangan anda ragu atau pertanyakan mengenai keutamaan berdakwah ke jalan Allah.
Mari Simak firman Allah ta’ala berikut:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
(Qs Fushshilat ayat 33).
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang MENYERU kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Demi Allah, sungguh jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang dengan perantara dirimu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah” (HR. Bukhari nomor 2783).
Oleh karena itu, dengan merenungi firman Allah dan sabda nabi di atas, sudah seharusnya seorang muslim ketika telah mengetahui kebenaran, hendaklah dia berusaha menyelamatkan para saudaranya,keluarganya,kerabatnya,masyarakatnya dengan mengajak mereka untuk memahami dan melaksanakan agama Allah dengan benar.
Sangat aneh, jika disana terdapat sekelompok orang yang telah mengetahui Islam yang benar, namun kita hanya sibuk dengan urusan pribadi masing-masing dan “duduk manis” tanpa sedikit pun memikirkan kewajiban DAKWAH yang besar ini.
Pada hakekatnya orang yang lalai akan kewajiban berdakwah masih berada dalam KERUGIAN meskipun ia termasuk orang yang berilmu dan mengamalkannya. Ia masih berada dalam kerugian dikarenakan ia hanya mementingkan kebaikan diri sendiri (egois) dan tidak mau memikirkan bagaimana cara untuk mengentaskan umat dari jurang kebodohan dan kelalaian terhadap agamanya.
ia tidak mau memikirkan bagaimana cara agar orang lain bisa memahami dan melaksanakan ajaran Islam yang benar seperti dirinya. Sehingga orang yang tidak peduli akan dakwah adalah orang yang tidak mampu mengambil pelajaran dari sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
”Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia senang apabila saudaranya memperoleh sesuatu yang juga ia senangi.” (HR. Bukhari nomor 13).
Jika kita merasa senang dengan hidayah yang Allah berikan berupa kenikmatan mengenal Islam yang benar, maka salah satu ciri kesempurnaan Islam yang kita miliki adalah kita berpartisipasi AKTIF dalam kegiatan dakwah seberapapun kecilnya sumbangsih yang kita berikan.
@_@
Ayo kita BERDAKWAH agar kita tidak MERUGI.
Dan mari Kita BERDAKWAH agar kita menjadi umat yang TERBAIK.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
(Qs Ali-Imran 3:110)
Kamu adalah umat yang TERBAIK yang dilahirkan untuk manusia, MENYURUH kepada yang ma’ruf, dan MENCEGAH dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Subhanallah.
Allah telah menjadikan kita(Mukmin) sebagai umat TERBAIK.
Subhanallah.
Betapa BERUNTUNG nya kita bila kita mampu mengamalkan segala PerintahNya termasuk dalam mengemban perintah DAKWAH ini.
Semoga Allah menjauhkan kita dari golongan orang-orang yang MERUGI.
.
.
.
.
——–!!
Kriteria Selanjutnya adalah:Bersabar dalam Dakwah.
——-!!
——————-!! ———————————!! ——–!!
4.Kriteria keempat yang dimaksud adalah: bersabar atas gangguan yang dihadapi ketika menyeru ke jalan Allah ta’ala. Seorang da’i (penyeru) ke jalan Allah sudah pasti menemui rintangan dalam perjalanan dakwah yang ia lakoni. Hal ini dikarenakan para dai’ menyeru manusia untuk mengekang diri dari hawa nafsu (syahwat), kesenangan duniawi,kebebasan yang kebablasan,foya-foya dan serta adat istiadat masyarakat yang menyelisihi syari’at atau HUKUM-HUKUM Allah.
——————-!! ———————————!! ——–!!
Hendaklah seorang da’i mengingat firman Allah ta’ala berikut sebagai pelipur lara ketika berjumpa dengan rintangan dalam berdakwah tsb sebagaimana hal Rintangan ini juga dirasakan dan dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan Nabi” dan Rasul” sebelum beliau.
——–!!
——————-!! ———————————!!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّن قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُواْ مِنْهُم مَّا كَانُواْ بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
(Qs Al An’am 6:10)
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu(Muhammad), maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (AZAB) olok-olokan mereka.
وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ
(Qs Al-An’am 6:34)
”Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka”
فَلَمَّا جَاءهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا لَوْلَا أُوتِيَ مِثْلَ مَا أُوتِيَ مُوسَى أَوَلَمْ يَكْفُرُوا بِمَا أُوتِيَ مُوسَى مِن قَبْلُ قَالُوا سِحْرَانِ تَظَاهَرَا وَقَالُوا إِنَّا بِكُلٍّ كَافِرُونَ
(Qs Al-Qasas 28:48)
Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata: “Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata: “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka (juga) berkata: “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”.
قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِّنْ عِندِ اللَّهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَا أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
(Qs Al-Qasas 28:49)
Katakanlah: “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al Qur’an) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar”.
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
(Qs Al-Qasas 28:50)
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Nah,berdasarkan kisah-kisah yang telah terjadi dan dialami Pula oleh Nabi Muhammad SAW dan para Nabi” dan Rasul” kita yang Terdahulu,,maka Seorang da’i itu WAJIB untuk BERSABAR dalam berdakwah dan tidak menghentikan dakwahnya bila menghadapi RINTANGAN. Dia harus BERSABAR atas segala penghalang dakwahnya dan BERSABAR terhadap segala GANGGUAN,KEINGKARAN dan OLOK-OLOK dari kaum yang ia temui.
Allah ta’ala menyebutkan wasiat Luqman Al-Hakim kepada anaknya:
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
(Qs Lukman 31:17)
”Hai anakku, dirikanlah shalat dan SURUHLAH (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”
—————–!!
———–!!
——!!
–!!
-!!
!
.
Pada akhir tafsir surat Al ‘Ashr ini, Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata,
فَبِالِأَمْرَيْنِ اْلأَوَّلِيْنَ، يُكَمِّلُ اْلإِنْسَانُ نَفْسَهُ، وَبِالْأَمْرَيْنِ اْلأَخِيْرِيْنَ يُكَمِّلُ غَيْرَهُ، وَبِتَكْمِيْلِ اْلأُمُوْرِ اْلأَرْبَعَةِ، يَكُوْنُ اْلإِنْسَانُ قَدْ سَلِمَ تعل مِنَ الْخُسَارِ، وَفَازَ بِالْرِبْحِ [الْعَظِيْمِ]
”Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir (berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain. Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat selamat dari KERUGIAN dan mendapatkan KEUNTUNGAN yang besar” (Tafsiir Karimir Rohmaan hal. 934).
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua untuk menyempurnakan keempat hal ini, sehingga kita dapat memperoleh KEUNTUNGAN yang besar di dunia ini, dan lebih-lebih di akhirat kelak.
Amin amin ya Rabbal alamin…
۩۞۩
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°“°۩۞۩“°•.¸¸.•° ۩۞۩
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°“°“°•.¸۩۞۩¸.•° ۩۞۩
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°`
Gambar
Demi masa…
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan…
Yang beriman dan beramal saleh…
Demi masa…
Sesungguhnya manusia dalam kerugian
Melainkan…
Nasihat kepada kebenaran dan kesabaran

Gunakan kesempatan yang masih diberi,
Moga kita takkan menyesal.
Masa usia kita jangan disiakan,
Kerna ia takkan kembali.!

Ingat lima perkara, sebelum lima perkara:
1.Sehat sebelum sakit
2.Muda sebelum tua,
3.kaya sebelum miskin,
4.Lapang sebelum sempit,
5.Hidup sebelum mati.!!
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°“°“°•.¸¸.•°
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°“°“°•.¸¸.•°
مَّنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدي لِنَفْسِهِ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً
(Qs Al-israa’ 17:15)
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.
.
——-!!
Semoga uraian artikel ini bermanfaat bagi saya pribadi khususnya,dan bagi para pembaca semua juga tentunya.
Amin..amin ya Rabbal alamin.
`°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°` `°•.¸¸.•°“°“°•.¸¸.•°

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking