Deursoek hierdie blog

AJARAN KRISTEN BERASAL DARI MANUSIA TUKANG PEMBOHONG BESAR, DAN PENYESAT UMAT MANUSIA YAITU PULUS DARI TARSUS

Saulus el-Farisi et-Tarsusi, yang lebih dikenal sebagai Paulus, adalah salah seorang yang sangat gigih melawan da’wah Nabi Isa. Dia tidak pernah bertemu dengan Nabi Isa secara langsung. Namun ia terus mengintimidasi para pengikut Nabi Isa, menyiksa mereka, memenjarakan mereka, dan berbagai kezhaliman lainnya demi menghalangi manusia dari ajaran Nabi Isa.
Ketika Nabi Isa telah terangkat ke langit, mulailah Saulus menyebarkan ajaran bahwa nabi Isa adalah Tuhan. Lalu murid-muridnya membuat Injil yang mereka katakan sebagai Injil menurut Markus, Lukas, Matius, dan Yohanes. Tetapi belum pernah ada yang dapat memastikan bahwa injil-injil tersebut benar-benar ditulis oleh Markus, Lukas, Matius, dan Yohanes.

Dalam ajaran-ajaran Paulus dituangkan berbagai ajaran yang sangat berbeda dengan apa yang diajarkan Nabi Isa kepada murid-murid beliau. Paulus mengajarkan bahwa Nabi Isa adalah Tuhan. Dan Tuhan dapat mati. Lalu Tuhan bangkit kembali dari kematiannya. Namun setelah bangkit dari kematian, Tuhan tetaplah manusia yang menyantap ikan goreng.
Begitulah gambaran Tuhan dalam pemikiran Paulus. Baginya, manusialah yang menciptakan sosok Tuhan. Pada hakikatnya, Nabi Isa belumlah mati. Nabi Isa sebagai Tuhan yang mati disalib dan bangkit kembali hanyalah gambaran Paulus tentang Tuhan ciptaannya.
Dalam dunia filsafat sekuler, Tuhan tidaklah dikenal sebagai pencipta. Tuhan, bagi mereka, tidak lain dari pada proyeksi manusia yang sempurna. Dan Paulus menciptakan Tuhannya yang bernama Yesus. Dia menyatakan bahwa Yesus telah berfirman kepadanya, walau ia sendiri tidak punya saksi akan peristiwa tersebut. Dia hanya mengarang cerita bahwa ada yang menyaksikan peristiwa itu.

Kisah Para Rasul 9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
Kisah Para Rasul 22:9 Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.
Dua kisah kontradiktif yang dikarang oleh pendukung Paulus ini jelas menunjukkan kebohongan mereka. Sebenarnya Paulus tak pernah mendapatkan firman atau pun wahyu. Mereka hanya mengarang dan mengklaim diri mereka sebagai penerima wahyu.
Paulus mengarang suatu agama baru yang berbeda dengan agama yang dibawa oleh Nabi Isa. Ia membuat aturan-aturan yang sungguh membahayakan kehidupan manusia. Selama lebih dari 15 abad, dunia Kristen dipenuhi kegelapan Gereja. Hingga mereka bersentuhan dengan dunia Islam yang penuh cahaya. Mereka bermaksud menghancurkan Islam. Tetapi Islam itu bukanlah manusia yang dapat di bunuh. Islam itu cahaya. Mereka dapat membunuh Muslimin. Tetapi mereka tak dapat membunuh cahaya Islam.

Cahaya Islam, yang diantaranya mewujud dalam kemajuan peradaban, menyeruak masuk ke dalam dunia Kristen dan menerangi mereka yang terlalu lama berada dalam kebodohan dan kegelapan. Bahkan hingga saat ini, satu per satu ajaran Islam diakui sebagai ajaran yang suci. Berkhitan yang dulu diabaikan kaum Kristiani karena ajaran Paulus, kini mulai diakui oleh dunia kesehatan. Mencuci tangan sebelum makan yang dulu diabaikan oleh Kristiani karena ajaran injil palsu, kini mulai diakui dunia kesehatan. Sistem perbankan syari’ah terus diminati di negeri-negeri Kristen. Dan masih banyak lagi ajaran Islam yang terus diakui dan diikuti oleh dunia.
Ajaran Paulus tinggal dongengan orang-orang terbelakang yang menyesatkan. Ia hanya tinggal dogma-dogma yang terus dipaksakan kepada anak-anak kecil yang polos. Mereka membodohi anak-anak polos ini dengan cerita-cerita dusta para pembohong besar. Mereka mengajarkan kepada anak-anak itu bahwa anak-anak itu tidak ada yang lahir suci, semuanya berdosa, dan hanya bisa diselamatkan dengan mengakui Yesus, ciptaan Paulus, sebagai Tuhan.

Dalam Islam diajarkan bahwa setiap manusia lahir dalam keadaan fithrah yang suci. Dosa dalam Islam adalah keburukan yang dilakukan oleh orang yang telah sampai aqalnya dengan penuh kesadaran. Anak kecil, orang gila, dan orang yang tengah tidur atau pingsan tidaklah terkena hukum syari’ah. Bila seseorang melakukan hal yang buruk dalam salah satu dari tiga keadaan tersebut, maka ia tidaklah berdosa. Sampainya aqal seseorang itu ditandai oleh mulai munculnya syahwat atau dorongan seksual. Jika laki-laki, ia akan mengeluarkan air mani, dan jika ia perempuan, maka ia akan mengalami haidh. Sebelum dia aqil balligh, dia belumlah berdosa.
Sebagian orang Kristen tidak terlalu peduli apakah Tuhan itu beanr-benar ada atau tidak. Tidak pula peduli apakah benar injil-injil itu suci adanya. Mereka hanya memerlukan sesuatu untuk mereka yaqini secara buta untuk melarikan diri dari kehidupan dunia.
Islam dapat ditelusuri sejarahnya dan keotentikan sumber-sumbernya, serta dapat dibuktikan kebenaran ajarannya. Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Islam mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan duniawi seperti berdagang yang baik, berumah-tangga yang baik, bermasyarakat yang baik, dan sebagainya selain mengajarkan hubungan antara manusia dengan Penciptanya.

Dalam hal kehidupan dunia, hubungan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan makhluq lainnya, Islam lebih baik dari pada aturan yang dibuat oleh kaum sekuler. Dalam hal hubungan manusia dengan sembahannya, Islam lebih baik dari aturan dalam agama lain. Islam telah mengungguli segala macam sistem dan aturan yang dibuat oleh manusia. Islam lebih baik, seimbang, lengkap, dan menyeluruh.
Sistem seperti ini akan sulit dijumpai dalam sistem sekuler yang hanya mengurusi hubungan antara manusia dengan manusia. Bahkan sistem sekuler sering membinatangkan manusia. Dalam sistem sekuler, manusia bisa menjadi serigala bagi manusia lainnya. Mereka dapat menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan. Mereka berkata, “Tujuan itu menghalalkan cara.” Atas nama tujuan, cara apa pun menjadi halal. Tak heran jika sekulerisme dan atheisme telah menjadikan manusia lebih biadab dari pada hewan. Perang Dunia I dan II tak lepas dari peran serta sekulerisme yang mendorong manusia untuk menjadi serigala bagi manusia lainnya hanya demi kepentingan duniawi semata. Bukan karena kepentingan nilai-nilai seperti keadilan, melawan kezhaliman, dsb. Bukan pula karena membela keyaqinan kepada Tuhan Yang Mahaesa. Tetapi hanya demi harta dan kekuasaan belaka.

Sistem seperti Islam juga tidak ditemukan dalam sistem agama lainnya yang lebih mengedepankan hubungan antara manusia dengan sembahannya, dan tidak terlalu mengatur hubungan antara manusia dengan manusia dan makhluq lainnya, kecuali sangat sedikit sekali.
Itulah kelemahan agama ciptaan manusia seperti Paulus dan yang lainnya. Hal itu sangatlah wajar. Karena manusia itu mempunyai kemampuan yang sangat terbatas. Sehingga ia hanya dapat menciptakan sesuatu yang juga terbatas. Namun Tuhan dapat menciptakan sistem yang menyeluruh, seimbang, dan sempurna. Carilah agama lain yang sempurna seperti Islam. Maka kamu tak akan mendapatkan, kecuali kegagalan.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking