Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Qur'an
Ayat yang dimaksud adalah surah Fushshilat dan surah Yunus tentang waktu penciptaan alam semesta. Dalam surah Fushshilat:
Ayat 9: bumi diciptakan dalam 2 masa.
Ayat 10: penciptaan gunung dalam 4 masa.
Ayat 12: langit diciptakan dalam 2 masa. Lalu orang menyimpulkan, penciptaan alam semesta adalah dalam (2+4+2) = 8 masa.
Dengan demikian, surah ini bertentangan dengan surah Yunus ayat 3 yang menyatakan alam semesta diciptakan dalam 6 masa.
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala
urusan…,” (QS Yunus[10]: 3).
Surah Fushshilat yang dianggap bertentangan dengan surah Yunus 3 adalah,
“Katakanlah:
‘Sesungguhnya patutkahkamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian
itu adalah Rabb semesta alam,” (QS Fushshilat[42]: 9).
“Dan
dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya,” (QS Fushshilat: 10). “Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa,” (QS Fushshilat: 12).
Ketika
membaca surah Fushshilat ayat 9-10, para pendusta Al-Qur’an hanya
terpaku pada angka-angka, tanpa meneliti redaksinya, sehingga ada
kesalahan (salah kaprah) yang disengaja ketika membaca surah ini. Jika
dicermati, surah Fushshilat 9 hanya menyebutkan penciptaan bumi dalam 2
masa (fii yaumain). Sementara Fushilat 10 menceritakan masa penciptaan
bumi dan segala isinya (gunung, tumbuhan, hewan dan lainnya) dalam 4
masa (fii arba’ati ayyaam). Sedangkan, surah Fushshilat 11-12
menyebutkan, Allah menciptakan langit (saja) dalam 2 masa. Dari surah
Fushshilat 9 dan 10 dapat dipahami bahwa Allah menciptakan bumi selama 2
masa, menjadikan gunung dan semua isi bumi dalam 2 masa dan
menciptakan langit juga 2 masa. Dari surat Fushshilat 9-12 disimpulkan,
masa penciptaan bumi, isi bumi dan langit adalah (2+2+2) = 6 masa.
Jadi,
ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan surah Yunus. A. Hassan
dalam Tafsir Al-Furqan membuat analogi menarik untuk menjelaskan
pengertian surah Fushshilat 9 dan 10.
Lantas, Bagaimanakah Penciptaan Alam Semesta Menurut Alkitab?
Perhatikanlah bagaimana Alkitab justru menyimpan kemusyrikan dalam menjelaskan penciptaan alam. Berikut di antaranya:
Hari
pertama, Tuhan menciptakan langit dan bumi dalam keadaan kosong dan
gelap gulita. Lalu, menjadikan terang yang memisahkan pagi dan petang.
(Kejadian 1:1-5).
Hari kedua, Tuhan menciptakan langit (Kejadian 1:6-8).
Hari ketiga, Tuhan menciptakan tumbuh-tumbuhan (Kejadian 1:9-13).
Hari keempat, Tuhan menciptakan matahari dan bintang (Kejadian 1:14-19).
Hari kelima, Tuhan menciptakan binatang laut dan burung (Kejadian 1:20-23).
Hari keenam, Tuhan menciptakan makhluk hidup, ternak, binatang dan Adam, manusia pertama (Kejadian 1:24-31).
Hari
ketujuh, Tuhan berhenti dari segala pekerjaan-Nya yang disebut sebagai
Hari Sabat Tuhan (Kejadian 2:2, Keluaran 20:10-11, Ulangan 5:14).
Kisah penciptaan alam versi Alkitab sangat bertentangan dengan sains. Perhatikanlah logika berikut ini:
Hari
pertama, Tuhan menciptakan bumi lengkap dengan terang dan gelap
sehingga ada siang dan malam. Padahal, Bibel menerangkan matahari baru
diciptakan pada hari keempat. Bukankah tak akan ada siang dan malam
tanpa matahari? Kemudian, diciptakan tanaman dan pepohonan pada hari
ketiga. Aneh bukan? Bagaimana tumbuhan bisa hidup tanpa matahari?
Bukankah tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis
dan proses alam lainnya?
Seharusnya,
matahari diciptakan lebih dulu sebelum penciptaan siang-malam dan
tumbuhan. Para pendusta Al-Qur‘an tak memahami pengertian “kontradiksi”,
sehingga menimbulkan misinterpretasi.
Berikut
contoh kontradiksi yang nyata. Alkitab menyebut batasan umur manusia
maksimal 120 tahun saja. “Berfirmanlah Tuhan: Roh-Ku tidak akan
selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah
daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja,” (Kejadian
6:3).“Maka berkatalah Tuhan, Aku tidak memperkenankan manusia hidup
selama-lamanya; mereka makhluk fana, yang harus mati. Mulai sekarang
umur mereka tidak akan melebihi 120 tahun,” (Kejadian 6:3, Alkitab
Bahasa Indonesia Sehari-hari).Batasan usia dalam Bibel ini ternyata
salah.
Faktanya,
banyak orang yang usianya lebih dari 120 tahun. Antara lain, Nabi Adam
hidup selama 930 tahun (Kejadian 5:3-5), Nuh berusia 950 tahun (Kejadian
9:29), Set berumur 912 tahun (Kejadian 5:6–8), Enos hidup selama 905
tahun (Kejadian 5:9-11), Kenan berumur 910 tahun (Kejadian
5:12-14).Mahalaleel selama 895 tahun (Kejadian 5:15-17), Yared berumur
962 tahun (Kejadian 5:18-20), Henokh usianya sampai 365 tahun (Kejadian
5:21- 23), Metusalah berumur 969 tahun (Kejadian 5:25-27), Sem hidup
selama 600 tahun (Kejadian 11:10-11), dan lainnya.Hal yang serupa tak
akan ditemukan dalam al-Qur`an.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
- untuk jawaban pertanyaan bisa antum baca pada artikel berikut: http://muslims-says.blogspot.com/2012/04/proses-penciptaan-alam-semesta-dalam.html